BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan merupakan
hal yang paling mendasar dalam kehidupan manusia, pendidikan pasti terjadi
dalam diri manusia mulai dalam kandungan ibunya, masa bayi, masa anak-anak,
masa remaja, hingga sampai dewasa, baik itu pendidikan formal ataupun
pendidikan nonformal. Ketika Nabi Adam diciptakan Allah SWT maka Nabi Adam pun
diajari nama-nama, hal ini pun menunjukkan terjadinya pendidikan.
Menurut Langeveld
pendidikan adalah
setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak
tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup
cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang
dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran
hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.
Bapak Pendidikan
Indonesia Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya
anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Indonesia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Berbicara pendidikan
tidak bisa dipisahkan dengan prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan
bagian dari pendidikan. Prestasi belajar siswa-siswa Indonesia masih jauh dari
harapan. Sebagai
misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia
internasional sangat rendah. Menurut Trends in Mathematic and Science Study
(TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44
negara dalam hal prestasi matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam
hal prestasi sains. Dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa
Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.
Dalam hal prestasi, 15 September 2004 lalu United Nations
for Development Programme (UNDP) juga telah mengumumkan hasil studi tentang
kualitas manusia secara serentak di seluruh dunia melalui laporannya yang
berjudul Human Development Report 2004. Di dalam laporan tahunan ini Indonesia
hanya menduduki posisi ke-111 dari 177 negara. Apabila dibanding dengan
negara-negara tetangga saja, posisi Indonesia berada jauh di bawahnya.
Berdasarkan data dalam
Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict
and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan
Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York,
Senin (1/3/2011), indeks pembangunan pendidikan atau education
development index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934.
Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. EDI
dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori medium berada di atas 0,80,
sedangkan kategori rendah di bawah 0,80.
· Angka partisipasi
pendidikan dasar,
·
Angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas,
·
Angka partisipasi menurut kesetaraan jender,
·
Angka bertahan siswa hingga kelas V sekolah dasar (SD).
Penurunan EDI Indonesia yang cukup tinggi tahun
ini terjadi terutama pada kategori penilaian angka bertahan siswa hingga kelas
V SD. Kategori ini untuk menunjukkan kualitas pendidikan di jenjang pendidikan
dasar yang siklusnya dipatok sedikitnya lima tahun.
Ditingkat Asia saat ini
Indonesia masih tertinggal dari Brunei Darussalam yang berada di peringkat
ke-34. Brunai Darussalam masuk kelompok pencapaian tinggi bersama Jepang, yang
mencapai posisi nomor satu Asia. Adapun Malaysia berada di peringkat ke-65 atau
masih dalam kategori kelompok pencapaian medium seperti halnya
Indonesia.Meskipun demikian posisi Indonesia saat ini masih jauh lebih baik
dari Filipina (85), Kamboja (102), India (107), dan Laos (109).
Dalam surat kabar
Suara Pembaruan edisi Jum’at 6 Desember 2013, Programme for
International Study Assessment (PISA) 2012 menempatkan Indonesia sebagai salah
satu negara dengan peringkat terendah dalam pencapaian mutu pendidikan.
Pemeringkatan tersebut terutama dilihat dari skor yang dicapai pelajar usia 15
tahun dalam kemampuan membaca, matematika, dan sains.
"Selama
mengikuti studi tersebut sejak 2000, Indonesia selalu berada pada salah satu
peringkat rendah," kata anggota Koalisi Pendidikan, Ade Irawan, kepada
media ini, di Jakarta, Jumat (6/12).
Mayoritas penduduk
Indonesia beragama Islam dengan demikian mayoritas pelajar-pelajar Indonesia
juga memeluk agam Islam. Hal inilah yang menjadi latar belakang penulis untuk
melakukan penelitian.
B.
Pembatasan
Masalah
Banyak faktor yang
mempengaruhi siswa dalam prestasi belajar, namun Penulis membatasi masalah ini
yaitu “Hubungan Prestasi Belajar Dengan Shalat Subuh pada Siswa SMAN 7
Cirebon”.
C.
Tujuan
dan Manfaat
1. Tujuan
Penelitian
Untuk mengetahui apakah
ada hubungan antara prestasi belajar dengan shalat subuh pada Siswa SMAN 7
Cirebon.
2. Manfaat
Penelitian
Dari penulisan ini diharapkan
mendatangkan manfaat berupa penambahan pengetahuan serta wawasan penulis kepada
pembaca tentang prestasi belajar sehingga kita dapat mencari solusi yang tepat agar
pendidikan di masa yang akan dapat meningkat baik dari segi kualitas maupun
kuantitas yang diberikan.
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN METODOLOGI PENELITIAN
A.
Pengertian
Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil
maksimum yang diperoleh atau dicapai oleh seseorang setelah melakukan suatu
kegiatan. Poerwadarminta berpendapat bahwa prestasi
adalah hasil yang telah dicapai (dilakuakan, dikerjakan dan sebagainnya),
sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Qohar berpendapat bahwa prestasi adalah
apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang
memperolehnya dengan jalan keuletan, sementara Nasrun Harahap mengemukakan
bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan
murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada
mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.
Dari
beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil
dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati,
yang memperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individu maupun
kelompok dalam bidang tertentu.
Sementara belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri
seseorang berkat pengalaman dan pelatihan, dimana penyaluran dan pelatihan itu
terjadi melalui interaksi antara individu dan lingkungannya, baik lingkungan
alamiah maupun limgkungan social. (Hamalik. Manajemen Belajar di Perguruan
Tinggi Bandung : Sinar Baru.1991.hlm 16) Menurut Sardiman A.M belajar sebagai
rangkaian kegiatan jiwa-raga, psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi
manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik. (Sardiman. Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta :
Raja Grafindo Persada.1994 hlm 22-23).
Menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang
merubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan tentang informasi
menjadi kapabilitas baru. (Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta : PT Rineka Cipta. 1999 Hlm 10). Belajar merupakan kegiatan yang
kompleks dan hasil dari belajar itu dapat berupa kapabilitas baru. Artinya,
setelah seseorang belajar maka ia akan mempunyai keterampilan, pengetahuan,
sikap dan nilai sebagai akibat dari proses belajar tersebut. Timbulmya
kapabilitas tersebut adalah stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses
kognitif yang dilakukan oleh orang yang belajar.
Menurut Hilgard dan Bower belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamanya yang berulang-ulang dalam situasi tertentu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.
Menurut Hilgard dan Bower belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamanya yang berulang-ulang dalam situasi tertentu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.
Gagne,
dalam buku The Conditions of Learning menyatakan bahwa: “Belajar terjadi
apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa
sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami
situasi itu kewaktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”
Menurut
Morgan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku
yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman. Witherington juga
mengemukakan belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan
diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebisaaan,
kepandaian atau suatu pengertian.
Dari
definisi diatas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen penting yang
mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu bahwa:
·
Belajar merupakan suatu
perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah pada
perubahan tingkah laku yang lebih baik, tetapi ada juga kemungkinan mengarah
kepada tingkah laku yang lebih buruk.
·
Belajar merupakan suatu
perubahan yang terjadi melalaui latihan atau pengalaman dan perubahan itu
relatif menetap.
·
Tingkah laku yang
mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik
fisik maupun psikis.
Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi
belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka
prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah
melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77)
mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh
seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Prestasi
belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta
didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti
proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen
yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian
usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang
menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.
Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang
meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses
pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.
Prestasi
belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi
belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan tentang tes prestasi
belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang
dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang
disusun secara terrencana untuk mengungkap performasi maksimal
subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam
kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian,
tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan
tinggi.Pengertian prestasi
belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai atau tidak dapat dicapai. Untuk
mencapai suatu prestasi belajar siswa harus mengalami proses pembelajaran.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa akan mendapatkan pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan.
Prestasi belajar
adalah hasil yang dicapai seseorang dalam pengusasaan pengetahuan dan
keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes
angka nilai yang diberikan oleh guru ( Asmara. 2009 : 11 ).
Menurut Hetika ( 2008:
23 ), prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam
keahlian atau kumpulan pengetahuan.
Harjati ( 2008: 43 ), menyatakan bahwa
prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan dam menghasilkan perubahan yang
dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam
hasil kerja dalam waktu tertentu.
B.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto (2003) faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan
yaitu faktor intern yang bersumber pada diri siswa dan faktor ekstern yang
bersumber dari luar diri siswa. Faktor intern terdiri dari kecerdasan atau
intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan
kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Mudzakir dan Sutrisno (1997)
mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara lebih
rinci, yaitu:
a.
Faktor internal
(faktor dari dalam diri manusia)
Faktor ini meliputi:
1) Faktor
fisiologi (yang bersifat fisik) yang meliputi:
a) Karena sakit
b) Karena kurang sehat
c) Karena cacat tubuh
2) Faktor
psikologi (faktor yang bersifat rohani)logi meliputi:
a) Intelegensi
Setiap orang memiliki tingkat IQ yang berbeda-beda.
Seseorang yang memiliki IQ 110 - 140 dapat digolongkan cerdas, dan yang
memiliki IQ 140 ke atas tergolong jenius. Golongan ini mempunyai potensi untuk
dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi. Seseorang yang memiliki IQ
kurang dari 90 tergolong lemah mental, mereka inilah yang banyak mengalami
kesulitan belajar.
b) Bakat
Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa
sejak lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang akan
lebih mudah mempelajari sesuatu yang sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang
harus mempelajari sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya, ia akan cepat
bosan, mudah putus asa dan tidak senang. Hal-hal tersebut akan tampak pada anak
suka mengganggu kelas, berbuat gaduh, tidak mau pelajaran sehingga nialinya
rendah.
c) Minat
Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran
akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak
sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhanya, tidak sesuai dengan
kecakapan dan akan menimbulkan problema pada diri anak. Ada tidaknya minat
terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran,
lengkap tidaknya catatan dan aktif tidaknya dalam proses pembelajaran.
d) Motivasi
Motivasi sabagai faktor dalam (batin) berfungsi
menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat
menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehimgga semakin besar
motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar
motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah dan giat
membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya. Sebaliknya mereka yang
motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatianya tidak tertuju
pada pelajaran, suka menggangu kelas dan sering meninggalkan pelajaran.
Akibatnya mereka banyak mengalami kesulitan belajar.
e) Faktor kesehatan mental
Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, tetapi
juga menyangkut segi kesehatan mental dan emosional. Hubungan kesehatan mental
dengan belajar adalah timbal balik. Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan
menimbulkan hasil belajar yang baik demikian juga belajar yang selalu sukses
akan membawa harga diri seseorang. Bila harga diri tumbuh akan merupakan faktor
adanya kesehatan mental. Individu di dalam hidupnya selalu mempunyai
kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan, seperti: memperoleh penghargaan,
dapat kepercayaan, rasa aman, rasa kemesraan, dan lain-lain. Apabila kebutuhan
itu tidak terpenuhi akan membawa masalah-masalah emosional dan akan menimbulkan
kesulitan belajar.
b.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang
berasal dari luar diri seseorang, faktor ini meliputi :
1) Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan
pertama. Yang termasuk faktor ini antara lain :
a) Perhatian
orang tua
Dalam lingkungan keluarga setiap individu atau siswa
memerlukan perhatian orang tua dalam mencapai prestasi belajarnya. Karena
perhatian orang tua ini akan menentukan seseorang siswa dapat mencapai prestasi
belajar yang tinggi. Perhatian orang tua diwujudkan dalam hal kasih sayang,
memberi nasihat-nasihat dan sebagainya.
b) Keadaan ekonomi orang tua
Keadaan ekonomi keluarga juga mempengaruhi prestasi belajar
siswa, kadang kala siswa merasa kurang percaya diri dengan keadaan ekonomi
keluarganya. Akan tetapi ada juga siswa yang keadaan ekonominya baik, tetapi
prestasi belajarnya rendah atau sebaliknya siswa yang keadaan ekonominya rendah
malah mendapat prestasi belajar yang tinggi.
c) Hubungan antara anggota
keluarga
Dalam keluarga harus terjadi hubungan yang harmonis antar
personil yang ada. Dengan adanya hubungan yang harmonis antara anggota keluarga
akan mendapat kedamaian, ketenangan dan ketentraman. Hal ini dapat menciptakan
kondisi belajar yang baik, sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai
dengan baik pula.
2) Lingkungan sekolah
Yang dimaksud
sekolah, antara lain :
a) Guru
b) Faktor alat
c) Kondisi gedung
3) Faktor mass media dan
lingkungan sosial (masyarakat)
a) Faktor mass media meliputi ;
bioskop, tv, surat kabar, majalah, buku-buku komik yang ada di sekeliling kita.
Hal-hal itu yang akan menghambat belajar apabila terlalu banyak waktu yang
dipergunakan, hingga lupa tugas belajar.
b) Lingkungan sosial
Teman bergaul
berpengaruh sangat besar bagi anak-anak. Maka kewajiban orang tua adalah
mengawasi dan memberi pengertian untuk mengurangi pergaulan yang dapat
memberikan dampak negatif bagi anak tersebut.
Lingkungan
tetangga dapat memberi motivasi bagi anak untuk belajar apabila terdiri dari
pelajar, mahasiswa, dokter. Begitu juga sebaliknya, apabila lingkungan tetangga
adalah orang yang tidak sekolah, menganggur, akan sangat berpengaruh bagi anak.
Aktivitas
dalam masyarakat juga dapat berpengaruh dalam belajar anak. Peran orang tua
disini adalah memberikan pengarahan kepada anak agar kegiatan diluar belajar
dapat diikuti tanpa melupakan tugas belajarnya.
Kesehatan mental yang menjadi salah satu
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar erat kaitannya dengan religiusitas.
Daradjat (Jalaluddin, 2002) menyatakan ada hubungan antara kesehatan mental dan
agama. Hubungan antara kejiwaan dan agama dalam kaitannya dengan hubungan
antara agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa terletak pada sikap
penyerahan diri seseorang terhadap suatu kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikap
pasrah yang serupa itu diduga akan memberi sikap optimis pada diri seseorang
sehingga muncul perasaan positif seperti rasa bahagia, rasa senang, puas,
sukses, merasa dicintai atau rasa aman (Jalaluddin, 2002).
Religiusitas dan kebermaknaan hidup
secara tidak langsung terkait karena hal itu bisa membuat manusia mengetahui
sejauh mana mereka bisa menghargai hidup dan memanfaatkan hidupnya dengan
berperilaku dan berbuat sesuai dengan ajaran agamanya. Secara tidak langsung
agama dapat menjadikan seseorang sadar akan makna hidup dan bagaimana mereka
untuk berbuat lebih baik untuk masa depan hidupnya dalam meraih prestasi.
Seorang religius adalah individu yang mengerti akan hidup dan kehidupan secara
lebih dalam arti lahiriah semata, yang bergerak dari dimensi vertikal kehidupan
dan mentransenden hidup ini (Rini Lestari dan Purwati, 2002).
Menurut Rola (2006), terdapat empat
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:
a.
Pengaruh keluarga dan kebudayaan
Besarnya kebebasan yang diberikan orang
tua kepada anaknya, jenis pekerjaan orang tua dan jumlah serta urutan anak
dalam keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan prestasi.
Produk-produk kebudayaan pada suatu daerah seperti cerita rakyat, sering
mengandung tema prestasi yang bisa meningkatkan semangat.
b.
Peranan konsep diri
Konsep diri merupakan bagaimana
individu berpikir tentang dirinya sendiri. Apabila individu percaya bahwa
dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka individu akan termotivasi untuk
melakukan hal tersebut sehingga berpengaruh dalam tingkah lakunya.
c.
Pengaruh dari peran jenis kelamin
Prestasi akademik yang tinggi bisaanya
diidentikkan dengan maskulinitas, sehingga banyak wanita yang belajar tidak
maksimal khususnya jika wanita tersebut berada di antara pria. Pada wanita
terdapat kecenderungan takut akan kesuksesan yang artinya pada wanita terdapat
kekhawatiran bahwa dirinya akan ditolak oleh masyarakat apabila dirinya
memperoleh kesuksesan, namun sampai saat ini konsep tersebut masih
diperdebatkan.
d.
Pengakuan dari prestasi
Individu akan berusaha bekerja keras
jika dirinya merasa diperdulikan oleh orang lain. Di mana prestasi sangat
dipengaruhi oleh peran orang tua, keluarga dan dukungan lingkungan tempat di
mana individu berada. Individu yang diberi dorongan untuk berprestasi akan
lebih realistis dalam mencapai tujuannya.
C.
Pengertian
Shalat
Kata “shalat” merupakan
kata yang setiap hari diucapkan oleh seorang muslim, mulai dari anak-anak,
remaja sampai dengan orang dewasa yang menganut agama Islam. Bahkan orang
nonmuslim pun sering juga mengatakan “shalat” ini.
Dalam rukun Islam
shalat menempati urutan kedua setelah “Syahadat”. Ini menunjukkan bahwa Shalat
sangat penting bagi seorang muslim. Shalat merupakan angka 1 (satu) sedangkan
amalan-amalan lain merupakan angka 0 (nol). Jadi apalah artinya kita mempunyai
banyak angka 0 (nol) tanpa ada angka 1 (satu).
Secara umum Sholat disyari'atkan
sebagai bentuk tanda syukur kepada Allah Subhanahu wata'ala, untuk menghilangkan
dosa-dosa, ungkapan kepatuhan dan merendahkan diri di hadapan Allah,
menggunakan anggota badan untuk berbakti kepada-Nya yang dengannya bisa
seseorang terbersih dari dosanya dan tersucikan dari kesalahan-kesalahannya dan
terajarkan akan ketaatan dan ketundukan.
Allah Subhanahu wata'ala telah menentukan bahwa sholat
merupakan syarat asasi dalam memperkokoh hidayah dan ketakwaan, sebagaimana
disebutkan dalam firman-Nya: "Alif Laaam Miiim. Kitab ini (Al Quran)
tidak ada keraguan di dalamnya, menjadi petunjuk bagi mereka yang bertakwa.
Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan sholat dan menafkahkan
sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka." (QS. Al Baqarah :
1-2).
Seiring dengan perkembangan waktu dimana orang-orang sibuk akan
kegiatan nya masing-masing, sholat sebagai tiang agama sering terbengkelai
tetapi tidak sedikit juga orang yang melakukan sholat dengan khusyuk meskipun
aktifitas dan kegiatannya menumpuk. Dalam Al-Qur'an Surat Al Mumi'nun ayat 1:
Qod aflahal mu'minuun. Al ladziina hum fii sholatihim khoosyi'uun. Amat sangat
berbahagia, sukses orang yang beriman yang khusyu dalam sholatnya. Dengan kata
lain siapapun yang merindukan kebahagiaan yang hakiki.
Dilihat dari segi bahasa (Etimologi) Sholat berarti Do'a Sedangkan secara Istilah
atau Syari'ah (Terminologi), sholat adalah perkataan dan perbuatan tertentu
atau khusus yang dimulai dengan takbir (takbiratul ihram) dan diakhiri dengan
salam.
Sholat merupakan rukun perbuatan yang paling penting
diantara rukun Islam yang lain sebab ia mempunyai pengaruh yang baik bagi
kondisi akhlaq manusia. sholat didirikan sebanyak lima kali setiap hari,
dengannya akan didapatkan pengaruh yang baik bagi manusia dalam suatu
masyarakatnya yang merupakan sebab tumbuhnya rasa persaudaraan dan kecintaan
diantara kaum muslimin ketika berkumpul untuk menunaikan ibadah yang satu di
salah satu dari sekian rumah milik Allah subhanahu wa ta'ala (masjid).
Melaksanakan sholat adalah wajib 'ain bagi setiap orang yang
sudah mukallaf (terbebani kewajiban syari'ah), baligh (telah dewasa dengan ciri
telah bermimpi basah), dan 'aqil (berakal).
Allah Subhanahu wata'ala berfirman: "Dan tidaklah
mereka diperintah kecuali agar mereka hanya menyembah kepada Allah saja,
mengikhlaskan ketaatan pada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan hanif (lurus),
agar mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, demikian itulah agama yang
lurus". (Surat Al-Bayyinah:5).
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman yaitu
orang-orang yang khusyu dalam sholatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri
dari perbuatan dan perkataan yang tiada berguna (Al-Quran: Surat Al-Mu`minun ).
Rasulullah
SAW bersabda : Ilmu yang pertama kali di angkat dari muka bumi ialah
kekhusyuan. (HR. At-Tabrani ). Nabi Muhammad SAW dalam sholatnya benar-benar
dijadikan keindahan dan terjadi komunikasi yang penuh kerinduan dan keakraban
dengan Allah. Ruku, sujudnya panjang, terutama ketika sholat sendiri dimalam
hari, terkadang sampai kakinya bengkak tapi bukannya berlebihan, karena ingin
memberikan yang terbaik sebagai rasa syukur terhadap Tuhannya. Sholatnya tepat
pada waktunya dan yang paling penting, sholatnya itu teraflikasi dalam
kehidupan sehari-hari.
Sholat
ialah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat, dalam bentuk beberapa
perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam
serta menurut syarat-syarat yang ditentukan syara’. Kewajiban dan syi'ar yang
paling utama adalah shalat, ia merupakan tiang Islam dan ibadah harian yang
berulang kali. Ia merupakan ibadah yang pertama kali dihisab atas setiap mukmin
pada hari kiamat. Shalat merupakan garis pemisah antara iman dan kufur' antara
orang-orang beriman dan orang-orang kafir, sebagaimana ditegaskan oleh
Rasulullah dalam hadist-hadistnya sebagai berikut:
"Batas antara seseorang dengan kekufuran
adalah meninggalkan shalat. (HR. Muslim).
"Perjanjian antara kita dengan
mereka adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkan berarti ia
kafir." (HR- Nasa'i, Tirmidzi dan Ahmad). Makna hadits ini
sangat jelas di kalangan para sahabat RA. Abdullah bin Syaqiq Al 'Uqaili
berkata, "Para sahabat Nabi SAW tidak melihat sesuatu dari amal ibadah
yang meninggalkannya adalah kufur selain shalat." (HR. Tirmidzi).
Tidak heran jika Al Qur'an
telah menjadikan shalat itu sebagai pembukaan sifat-sifat orang yang beriman
yang akan memperoleh kebahagiaan dan sekaligus
menjadi penutup. Pada awalnya Allah berfirman:
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
(yaitu) orang-orang yang khusu' dalam shalatnya." (Al Mu'minun: 9). Ini
menunjukkan pentingnya kedudukan shalat dalam kehidupan seorang Muslim dan
masyarakat Islam. Al Qur'an juga menganggap bahwa menelantarkan (mengabaikan)
shalat itu termasuk sifat-sifat masyarakat yang tersesat dan menyimpang. Adapun
terus menerus mengabaikan shalat dan menghina keberadaannya, maka itu termasuk
ciri-ciri masyarakat kafir. Allah SWT berfirman:
"Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (generasi)
yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak
akan menemui kesesatan." (Maryam: 59)
Allah SWT juga berfirman mengenai sikap orang-orang kafir
yang mendustakan risalah sebagai berikut:
"Dan apabila dikatakan kepada mereka: Ruku'lah,
niscaya mereka tidak mau ruku'." (AI Mursalat: 48)
Kemudian dalam ayat lainnya Allah berfirman:
"Dan apabila kamu menyeru mereka untuk shalat,
mereka menjadikannnya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah
karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal." (Al
Maidah: 57)
Ibnu Mas'ud meriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda:
"Kamu sekalian berbuat dosa, maka kamu telah melakukan shalat subuh maka
shalat itu membersihkannya, kemudian kamu sekalian berbuat dosa, maka jika kamu
melakukan shalat zhuhur, maka shalat itu membersihkannya, kemudian berbuat dosa
lagi, maka jika kamu melakukan shalat 'asar maka shalat itu membersihkannya,
kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat maghrib, maka
shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu
melakukan shalat isya', shalat itu akan membersihkannya, kemudian kamu tidur
maka tidak lagi di catat dosa bagi kamu hingga kamu bangun." (HR.
Thabrani).
Pelaksanaan shalat dalam Islam
mempunyai keistimewaan yaitu dengan berjamaah dan adanya adzan. Berjamaah dalam
shalat ada yang menyatakan fardhu kifayah sebagaimana dikatakan oleh mayoritas
para Imam dan ada yang mengatakan fardhu 'ain sebagaimana dikatakan oleh Imam
Ahmad.
D.
Metodologi
Penelitian
1. Tempat dan waktu:
Tempat Penelitian : SMAN 7 Cirebon
Waktu Penelitian : tanggal 17 April s.d.
21 April 2014
2. Metode :
a. Metode yang digunakan deskriptif
analisis.
b. Teknik pengumpulan data
wawancara.
3. Objek Penelitian Siswa-siswa
Kelas X SMAN 7 Cirebon
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Makna
Shalat Subuh
Shalat subuh disebut
juga dengan “Qur’anal fajr” yang artinya bacaan pada waktu fajar, sebagai
isyarat agar dalam shalat subuh dibaca surat atau ayat-ayat yang panjang. Allah
SWT berfirman yang artinya; “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir
(Dzhuru dan Ashar) sampai gelap malam (Maghrib dan Isya) dan (dirikanlah pula)
qur’anal fajr (shalat Subuh). Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan oleh
malaikat. (QS. Al-Isra : 78).
Shalat subuh merupakan
salah satu amal yang utama, Rasulullah SAW bersabda : “Shalat yang paling utama
di sisi Allah SWT adalah shalat subuh pada hari Jum’at dengan berjamaah”. (HR.
Baihaqi dan Al-Bazzar dari Abi Ubaidah).
B.
Mukzizat
Gerakan Shalat
Dr. H. Ali Saboe,
seorang professor medis menjelaskan, bila ditinjau dari segi kesehatan, setiap
gerakan, sikap, serta setiap perubahan dalam gerak tubuh seseorang pada saat
melaksanakan shalat merupakan suatu rangkaian dari butir-butir ritmis yang mengandung
nilai kesehatan tiada terhingga. Oleh karena itu, setiap penyimpangan dari
gerakan shalat akan mengubah fungsi serta manfaat yang ada, dan dalam syariat
hal itu tidak dibenarkan.
Prof. Dr. Vanshreber
mengatakan, gerakan shalat menurut agama Islam adalah suatu cara untuk
memperoleh kesehatan dalam arti yang seluas-luasnya dan dapat dibuktian secara
ilmiah.
Sementara Prof. Dr.
Kohlrausch dan Prof. Dr. Leube mengatakan, gerakan-gerakan shalat dapat
mengurangi dan bahkan bisa mencegah penyakit jantung. (Hembing Wijayakusuma:
120-121).
Dalam buku “mukjizat
Gerakan Shalat”, Drs. Madyo Wratsongko MBA mengungkapkan bahwa gerakan shalat
dapat melenturkan urat saraf, mengaktifkan sistem keringat, dan sistem pemanas
tubuh. Selain itu juga membuka pintu oksigen ke otak, mengeluarkan muatan
listrik negatif dari dalam tubuh, membesarkan pembuluh darah halus otak
mendapatkan tekanan tinggi, dan membuka pembuluh darah di bagian dalam tubuh
(arteri jantung).
C.
Hikmah
dan Manfaat Shalat Subuh
1. Salah satu penyebab masuk surga
Allah SWT telah menjanjikan bagi
orang yang beriman sebuah kehidupan yang penuh dengan kenikmatan di surge.
Firman-Nya:
“Alah SWT menjanjikan kepada
orang-orang yang lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surge yang di
bawahnyamengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat)
tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan Keridhaan Allah adalah lebih besar;
itu adalah keberuntungan yang besar. (QS. At-Taubah: 72).
Siapakah orang yang sebenar-benarnya
beriman kepada Allah? Antara lain terlihat dalam mengamalkan shalat subuh.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat
bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari
no. 574 dan Muslim no. 635).
2. Salah satu penghalang masuk
neraka
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah akan masuk neraka orang yang
melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat shubuh) dan shalat
sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ashar).” (HR. Muslim no. 634).
3. Berada di dalam jaminan Allah
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam
jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada
kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu
dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan
menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no.
163)
4. Dihitung seperti shalat semalam
penuh
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
“Barangsiapa yang shalat isya`
berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan
barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat
seluruh malamnya.” (HR. Muslim no. 656)
5. Disaksikan para malaikat
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
“Dan para malaikat malam dan
malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (subuh).” (HR. Bukhari no. 137
dan Muslim no.632).
6. Shalat Subuh Membentuk Pribadi
Tangguh
Allah berfirman :
“Sesungguhnya, manusia diciptakan
bersifat keluh-kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh
kesah, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu konsisten
mengerjakan shalatnya.” (QS. Al-Ma’aarij: 19-20).
Kenapa orangyang giat shalat Subuh
berjamaah di masjid adalah sosok pribadi yang tangguh? Karena ia tidak berkeluh
kesah dengan perintah Allah SWT ini. Ia mau bangun pagi dalam suasana yang
dingin, mengantuk dan meninggalkan kenikmatan tidur.
7. Shalat Subuh Meningkatkan
Metabolisme dan Ketahanan Tubuh.
Allah SWT berfirman :
“Orang-orang yang beriman hati
mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah SWT. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’du: 28).
Dr. M. Shaleh dalam penelitiannya
tentang manfaat shalat Tahajjud menjelaskan bahwa ketenangan itu terbukti mampu
meningkatkan ketahanan tubuh imunologik (respon imunitas tubuh), mengurangi
resiko terkena penyakit jantung dan meningkatkan usia harapan hidup.
Dengan shalat, tentunya juga shalat
subuh, seseorang akan selalu dalam kondisi jiwa yang tenang, stabil, dan
terhindar dari gejolak serta gelisah. Kondisi tersebut sangat baik untuk
menjaga vitalitas tubuh dan menangkal berbagai macam penyakit.
8. Shalat Subuh Meningkatkan Kecerdasan
dan Konsentrasi Berfikir.
Dalam bersujud, darah mengalir
maksimal ke otak. Dengan demikian otak akan mendapatkan pasokan darah kaya
oksigen yang memacu kerja sel-selnya.
Seorang doktor neurologi dari
Amerika Serikat yang bernama Dr. Fidelma yang akhirnya memeluk Islam karena
menemukan beberapa keajaiban yang ditemui dalam penyelidikannya tentang saraf.
Penelitian yang dilakukan oleh Dr.
Fidelma itu ia menemukan beberapa urat saraf dalam otak manusia yang tidak
dimasuki darah. Padahal, setiap inci otak manusia membutuhkan darah yang cukup
agar dapat berfungsi maksimal. Setelah membuat kajian yang memakan waktu cukup
lama, akhirnya ia berkesimpulan bahwa darah tidak dapat memasuki urat saraf
dalam otak, kecuali ketika seseorang shalat, tepatnya ketika dalam posisi
sujud.
Urat saraf dalam otak tersebut
memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Artinya darah akan memasuki
bagian urat tersebut mengikuti kadar shalat wajib 5 waktu. Begitulah keagungan
ciptaan Allah SWT. Jadi siapa yang tidak menunaikan shalat, otaknya tidak dapat
menerima darah yag cukup dan tidak berfungsi dengan baik. (National Geograafic 2002, Road to Mecca).
Pada waktu subuh kandungan gas O3
(ozon) masih melipah, dan semakin siang akan berkurang. Gas ini sangat
berpengaruh positif pada urat saraf dan mengaktifkan kerja otak dan tulang. Hal
inilah yang mampu membuat pikiran lebih cerdas dan konsentrasi.
Dr.
Abdul Hamid Dayyat, dari Universitas Kairo Mesir menjelaskan manfaat kesehatan
yang diperoleh dari aktivitas bangun subuh (fajar) dan mandi pada waktu fajar,
diantaranya adalah gas O3 (ozon). Pada waktu fajar kandungan gas
ozon sangat melimpah. Ketika seseorang menghirup udara fajar maka akan
merasakan kenikmatan dan kesegaran yang luar biasa.
D.
Fakta
Ilmiah Shalat Subuh
Udara yang kita hirup
mengandung 78% Nitrogen dan 21% oksigen. Di udara gas-gas ini dapat bereaksi
membentuk molekul sederhana NO yang dikenal dengan gas Nitrit Oksida. Gas ini bersifat
racun dan di udara dapat
menyebabkan pencemaran udara dan hujan asam; gas ini juga menghancurkan lapisan
ozon dan keseimbangan ekologi.
Lalu bagaimana jika gas ini berada dalam tubuh manusia?
Berbahayakah gas ini dalam tubuh? Atau sebaliknya?
Hasil kerja ilmiah di bidang kedokteran mengungkapkan bahwa
nitrit oksida adalah sebuah hormon yang dihasilkan secara alamiah di dalam
tubuh manusia. NO adalah kurir kimia yang berperan strategis dalam pengaturan
fungsi-fungsi vital pada sistem syaraf, sistem peredaran, sistem kekebalan,
sistem pernapasan, dan sistem reproduksi.
Peraih hadiah Nobel
tahun 1998 bidang kedokteran adalah Robert Furchgott, Louis Ignarro, dan Ferid Murad. Ketiga
profesor ini mendapat hadiah Nobel atas penemuan yang berhubungan dengan
molekul kurir NO, dan bahwa penemuan ini telah menyebabkan ledakan kegiatan
penelitian di berbagai laboratorium di seluruh dunia.
Molekul kurir nitrit oksida hanya satu dari tak terhitung
anugerah yang telah diciptakan dan diberikan kepada kita oleh Allah Yang Maha
Kuasa Yang berkasih abadi. Pada abad saat kita hidup, inilah salah satu dari
banyak keajaiban penciptaan yang ditemukan di alam renik. Sepanjang ruas ini,
Anda akan membaca tentang kehebatan penciptaan di dalam molekul yang
menjalankan tugas-tugasnya demi kita pada 100 trilyun sel di dalam tubuh kita.
Di dalam tubuh manusia sel-sel endotelium adalah pabrik yang
menghasilkan molekul nitrit oksida. Pabrik-pabrik ini ada di dalam pembuluh
darah yang hanya berukuran sepersejuta meter. Keluaran kimia pabrik renik ini,
yakni, molekul kurir nitrit oksida, juga hanya berukuran sepersejuta meter.
Nitrit Oksida merupakan gas yang berasal dari asam amino
L-arginin yang merupakan precursor untuk meningkatkan dan memperbesar saluran
pembuluh darah Anda, membiarkan “pintu gerbang” aliran darah terbuka lebar
(vasolidaai), dengan bantuan Nitrit Oksida sintase (Notric Oxyde)
Synthases/NOS). Nitrit Oksida menguntungkan bagi kesehatan dan berfungsi
membantu dalam sistem kardiovaskuler, sistem imun, dan sistem syaraf. Nitrit
Oksida membuat otot menerima darah, oksigen, nutrisi, serta faktor-faktor
pendukung pertumbuhan lainnya lebih banyak sehingga berperan sebagai kunci
pengatur aliran dan teknan darah.
Nitric Oxide merupakan salah satu senyawa yang
berperan dalam tranformasi sinyal dalam metabolism
mahluk hidup. Selanjutnya, senyawa ini akan menyampaikan sinyal terhadap otot
polos dalam lapisan pembuluh darah (Endotelium), untuk berelaksasi,
sehingga mengakibatkan pelebaran atau vasodilatasi pembuluh darah yang
berakibat meningkatkan aliran darah.
Produksi Nitrit Oxide juga menyebabkan pelebaran
pembuluh darah paru, sehingga meningkatkan saturasi oksigen sehingga
memperbaiki pernafasan yang lebih baik. Demikian pula pada pembuluh darah
secara keseluruhan, sehingga bisa menjadi anti hipertensi yang efektif
menurunkan hipertensi.
NO dalam tubuh juga mencegah terbentuknya thrombus dengan
menghambat agregasi/penempelan trombosit. Menempelnya trombosit satu sama lain
dapat menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah yang bisa berakibat
pada terjadinya gagal jantung.
Zat NO dalam tubuh dapat ditingkatan dengan berbagai cara
baik secara buatan atau alami. Secara buatan yaitu dengan memberikan suplemen
atau obat yang mengandung NO, sedangkan secara alami yaitu dengan berolah raga
ringan pada pagi hari dari pukul 3 pagi sampai dengan menjelang subuh.
Aktivitas bangun pagi untuk shalat subuh berjamaah di
masjid, menuntut kita untuk berjalan kaki. Ditambah dengan gerakan shalat, maka
ini tidak lain bahwa kita sudah melakukan olah raga ringan, yang tentunya jelas
akan meningkatkan produksi NO dalam pembuluh darah.
E.
Data
Survey Siswa di SMAN 7 Cirebon
Penulis telah melakukan
survey terhadap siswa-siswa di SMAN 7 Cirebon. Objek penelitian adalah
siswa-siswa kelas X yang merupakan 5 peringkat pertama dan 5 peringkat terakhir
di kelasnya masing-masing.
Berikut adalah hasil
dari survey, penulis sajikan dalam bentuk tabel:
Tabel 3.1
5 Peringkat Pertama
No
|
Nama
|
Kelas
|
Rangking
|
Bangun Jam
|
Shalat Subuh
|
1
|
Yusni Widya Utami
|
X1
|
1
|
04.30
|
Ya
|
2
|
Naufal Luthfi Alifa
|
X1
|
2
|
04.50
|
Ya
|
3
|
Hasna
|
X1
|
3
|
04.30
|
Ya
|
4
|
Shafa Dhiyanti
|
X1
|
4
|
04.55
|
Ya
|
5
|
Abdurrauf Althof
|
X1
|
5
|
04.55
|
Ya
|
6
|
Novitasari
|
X2
|
1
|
04.00
|
Ya
|
7
|
Ardi Gunawan
|
X2
|
2
|
04.35
|
Ya
|
8
|
Fazrin Azzura
|
X2
|
3
|
04.55
|
Ya
|
9
|
Syahrudin Abdurohim
|
X2
|
3
|
04.55
|
Ya
|
10
|
Heni Haryani
|
X2
|
4
|
05.00
|
Ya
|
11
|
Arivi Suci Ati
|
X5
|
1
|
04.30
|
Ya
|
12
|
Lutvi Azizah
|
X5
|
2
|
04.45
|
Ya
|
13
|
Vipi Alvyanita
|
X5
|
3
|
04.30
|
Ya
|
14
|
Yuceu Tri Wulandari
|
X5
|
4
|
04.55
|
Ya
|
15
|
Tri Monika
|
X5
|
5
|
04.35
|
Ya
|
16
|
Dewi Retnowati
|
X3
|
1
|
05.00
|
Ya
|
17
|
Ilham Majid
|
X3
|
2
|
04.30
|
Ya
|
18
|
Ninda Gestiyani
|
X3
|
3
|
04.30
|
Ya
|
19
|
Dewi Ariyanti PS.
|
X3
|
3
|
04.35
|
Ya
|
20
|
Ella Nurbaiti
|
X3
|
5
|
05.00
|
Ya
|
21
|
Mohamad Faisal
|
X6
|
1
|
05.00
|
Kadang-kadang
|
22
|
Nur Irfany Apriyanti
|
X6
|
2
|
05.00
|
Kadang
|
23
|
Tenti Devi Lestari
|
X6
|
2
|
04.30
|
Ya
|
24
|
Intan Mega Lestari
|
X6
|
4
|
05.00
|
Ya
|
25
|
Merliana
|
X6
|
5
|
05.00
|
Ya
|
26
|
Maulia Nur Rahma
|
X7
|
1
|
04.00
|
Ya
|
27
|
Hisam
|
X7
|
2
|
05.30
|
Kadang-kadang
|
28
|
Muhamad Roziki
|
X7
|
3
|
04.30
|
Ya
|
29
|
Tri Gerandi Muhamad
|
X7
|
4
|
05.30
|
Kadang-kadang
|
30
|
Nisriinaa Pumardanti
|
X7
|
5
|
04.30
|
Ya
|
31
|
Anesha Dwi Rahmasari
|
X9
|
1
|
04.30
|
Ya
|
32
|
Muhammad Ali Samari
|
X9
|
2
|
04.30
|
Ya
|
33
|
Ghina Fauziyah
|
X9
|
3
|
05.00
|
Ya
|
34
|
Nur Rafidah
|
X9
|
3
|
05.00
|
Ya
|
35
|
Firda Faradila
|
X9
|
5
|
05.00
|
Ya
|
36
|
Alfiyah Trisyani
|
X10
|
1
|
05.00
|
Ya
|
37
|
Siti Azizah Junaidi
|
X10
|
2
|
04.30
|
Ya
|
38
|
Muhamad Subhan Hariri
|
X10
|
3
|
05.00
|
Ya
|
39
|
Ajeng Juliane Lestari
|
X10
|
4
|
05.00
|
Ya
|
40
|
Veren Molinda
|
X10
|
5
|
04.30
|
Ya
|
Dari data di atas terlihat
bahwa 90% siswa yang 5 peringkat pertama
bangun sebelum jam 05.00 sampai jam 05.00 dan menjalankan shalat subuh,
sedangkan siswa yang bangun jam 05.00 sampai jam 05.30 dengan shalat
subuhnya kadang-kadang sebesar 10%.
Tabel 3.2
5 peringkat Terakhir
No
|
Nama
|
Kelas
|
Rangking
|
Bangun Jam
|
Shalat Subuh
|
1
|
Farrel Gibran Ibrahim
|
X1
|
36
|
04.30
|
Ya
|
2
|
Anggita Kansha Diningrum
|
X1
|
35
|
05.00
|
Ya
|
3
|
Dillan Alif Ramanda
|
X1
|
34
|
05.00
|
Ya
|
4
|
Haickal Munawar Hielmy
|
X1
|
33
|
05.00
|
Ya
|
5
|
Ramadhan Raharjo
|
X1
|
32
|
05.00
|
Ya
|
6
|
Jodi Setiawan
|
X2
|
36
|
06.00
|
Tidak
|
7
|
Naufal Mauliidin
|
X2
|
35
|
05.45
|
Kadang-kadang
|
8
|
Rizky Nur Fauzy
|
X2
|
34
|
04.30
|
Ya
|
9
|
Nekawati
|
X2
|
33
|
05.05
|
Ya
|
10
|
R. Panji Sulaeman
|
X2
|
30
|
05.30
|
Tidak
|
11
|
Meliya Panensah
|
X5
|
33
|
05.30
|
Kadang-kadang
|
12
|
Adriyanto
|
X5
|
32
|
06.00
|
Tidak
|
13
|
Gusti Fatah Haykal
|
X5
|
31
|
05.35
|
Tidak
|
14
|
Nugraha Mulyana S
|
X5
|
30
|
05.50
|
Tidak
|
15
|
Ilham Yusuf
|
X5
|
30
|
05.40
|
Kadang-kadang
|
16
|
Arief Hidayat
|
X3
|
33
|
05.45
|
Tidak
|
17
|
Beny Sintaro Siregar
|
X3
|
32
|
06.30
|
Tidak
|
18
|
Abdul Malik
|
X3
|
30
|
05.00
|
Ya
|
19
|
Ronaldo Permana P
|
X3
|
29
|
05.30
|
Tidak
|
20
|
Rizky Aditiya Hermaya
|
X3
|
29
|
05.20
|
Kadang-kadang
|
21
|
M. Rifaldy
|
X6
|
34
|
05.30
|
Tidak
|
22
|
Gigih Surya
|
X6
|
32
|
05.05
|
Kadang-kadang
|
23
|
Neneng Dewi Jayanti
|
X6
|
31
|
05.05
|
Kadang-kadang
|
24
|
Septi Wulandari
|
X6
|
33
|
05.05
|
Kadang-kadang
|
25
|
Awin Ilham Septian
|
X6
|
29
|
05.05
|
Kadang-kadang
|
26
|
Andika Putra Legana Silaban (non muslim)
|
X7
|
32
|
05.30
|
-
|
27
|
Fulgon Tegar Priansyah
|
X7
|
30
|
05.00
|
Ya
|
28
|
Ryo Dewyana Samudra
|
X7
|
31
|
05.00
|
Ya
|
29
|
Rachmat Johari
|
X7
|
29
|
05.15
|
Ya
|
30
|
Mohamad Fikri Listianto
|
X7
|
28
|
04.30
|
Ya
|
31
|
Vonicha
|
X9
|
33
|
05.25
|
Kadang-kadang
|
32
|
Nur Nggoibi Al Wahab
|
X9
|
30
|
05.30
|
Ya
|
33
|
Fajar Rahimi Sukma
|
X9
|
30
|
05.30
|
Tidak
|
34
|
Rangga Rivaldi
|
X9
|
29
|
05.30
|
Kadang-kadang
|
35
|
Rizky Ramadhan Fatturohman
|
X9
|
28
|
05.30
|
Tidak
|
36
|
Yusuf Prawiraharja
|
X10
|
34
|
05.30
|
Tidak
|
37
|
Afif Maulana
|
X10
|
31
|
04.30
|
Ya
|
38
|
Raden Bimo Agung Pangestu S.
|
|
26
|
05.30
|
Kadang-kadang
|
39
|
Muhammad Yogie Priantoro
|
X10
|
28
|
05.05
|
Kadang-kadang
|
40
|
Gilang Permana Ruddin Saputra
|
X10
|
33
|
05.45
|
Tidak
|
Sedangkan untuk siswa
dengan 5 peringkat terakhir, 27,5% bangun sebelum jam 05.00 sampai dengan jam 05.00 dan
melaksanakan shalat subuh, dan sisanya 72,5% siswa bangun jam 05.00 lebih
dengan shalat tidak melaksanakan shalat subuh atau kadang-kadang.
Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
hubungan antara antara prestasi dengan aktivitas Shalat subuh.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Gerakan shalat menurut
agama Islam adalah suatu cara untuk memperoleh kesehatan dalam arti yang
seluas-luasnya dan dapat dibuktian secara ilmiah.
Gerakan-gerakan shalat
dapat mengurangi dan bahkan bisa mencegah penyakit jantung.
Gerakan shalat juga dapat
melenturkan urat saraf, mengaktifkan sistem keringat, dan sistem pemanas tubuh.
Selain itu juga membuka pintu oksigen ke otak, mengeluarkan muatan listrik
negatif dari dalam tubuh, membesarkan pembuluh darah halus otak mendapatkan
tekanan tinggi, dan membuka pembuluh darah di bagian dalam tubuh (arteri jantung).
Ketika shalat subuh
dilaksanakan dengan kandungan NO yang banyak sehingga pembuluh darah menjadi
lebar akan mengakibatkan sirkulasi darah lancar termasuk ke otak, ditambah
dengan manfaat dari gerakan shalat, maka ini akan memaksimalkan kinerja otak.
Dengan demikian kita
dapat menyimpulkan orang yang istiqomah bangun sebelum adzan kemudian
melaksanakan shalat subuh, apalagi shalat subuhnya dikerjakan di masjid secara
berjamaah, maka akan meningkatkan kecerdasan.
B.
Saran
Dari uraian di atas,
penulis menyarankan :
1.
Kepada para pendidik agar memberikan
contoh kepada siswanya membiasakan bangun sebelum adzan, mandi dan kemudian
shalat secara berjamaah di masjid.
2.
Untuk para siswa juga agar membiasakan
bangun sebelum adzan, mandi, dan shalat berjamaah di masjid.
3.
Lakukan kegiatan tersebut secara
istiqomah, karena manfaatnya akan teraasa selain di dunia juga di akhirat.
DAFTAR
PUSTAKA
Ust.
M. Khalilurrahman Al-Mahfani, Fakta &
Keajaiban Shalat Subuh, Jakarta: Wahyu Qolbu, cetakan pertama Desember
2013.
Surat
Kabar Suara Pembaruan edisi Jum’at 6 Desember 2013
http://azharmind.blogspot.com
https://id-id.facebook.com/
http://id.harunyahya.com
http://id.wikipedia.org/
http://jalurilmu.blogspot.com/
http://kabarinews.com/
http://www.lintasjari.com/
http://muslim.or.id
http://msulhan.wordpress.com/
http://reps-id.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar